September 18, 2011

kenal dan cinta by M Alfatih Timur

Notes ini sepenuhnya didedikasikan untuk 1st SOCIAL ACT ( Kerja Sosial ) FE UI 2011
                                                                              
 
                                                                     KENAL  dan  CINTA


Coba kita renungi baik-baik perkataan gie dibawah ini, ia mengucapkan ini saat ingin mendaki ke semeru, saat itu niatnya hanya ingin menyepi dari kekacauan politik Indonesia, namun ternyata ia menyepi selamanya dari dunia.

Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya”
Soe Hok Gie

Adalah sebuah anggapan yang umum bahwa, ketika seseorang menyukai sesuatu atau mencintai sesuatu, pasti karena didasari oleh ketahuan dan kepahaman terhadap sesuatu tersebut.  Seorang pecinta gadget pasti sudah mengetahui fitur-fitur, aplikasi hingga cara operasionalisasi gadget tersebut, pecinta sepakbola, pasi hafal nama pemain klub kesayangannya, posisi bermainya hingga bahkan kehidupan pribadinya, seorang pecinta grup band, pasti juga hafal nama personilnya, aliran hingga judul-judul albumnya, begitu pula seorang Suami yang mencintai istrinya, pasti kenal luar dalam sosoknya, kepribadiannya, latarbelakangnya, hingga tanggal lahir mertuanya.

Lalu sekarang pertanyaanya, sudah seberapa cinta  kah kita dengan Indonesia dan segenap masyarakatnya
Jika kita menjawab iya kami cinta, lalu apakah cinta muncul tiba-tiba ? Mustahil, cinta pasti akan lahir dari adanya perkenalan.
Lalu seberapa kenalkah kita pada masyarakat Indonesia
Apakah kita benar-benar kenal mereka ?

Kita KENAL ?

Apakah kenal karena
Setiap dilampu merah kita melihat sebarisan ibu-ibu tua pengemis dan pengamen jalanan dan memberi sekeping dua keeping recehan dari balik kaca kendaraan berpenyejuk hawa
Apakah kenal karena
Saat diperjalanan sesekali menengok kesamping kiri kanan dan memandang rumah-rumah mereka, yaitu onggokan gubuk tak layak huni
Apakah kenal karena
Setiap hari saat kuliah, kita mempelototi statistika kemiskinan dan pengangguran dengan penuh khidmat, lalu sesudah itu seketika lupa
Apakah kenal karena
Pernah menumpang ojek,angkot,bis atau memakai jasa rakyat miskin dan memberikan selembar dualembar rupiah sebagai imbalannya
Apakah kenal karena
Sering menonton reality show kemiskinan, yang mempertontonkan susahnya jadi orang miskin, dan bahagianya mereka saat mendapat uang, rumah atau rezki tiba-tiba
Apakah kenal karena
Sesekali berpapasan dengan mereka, kaum tak berpunya, baik itu di kereta, angkutan kota, stasiun, gang-gang sempit, atau tempat-tempat lainya

Tidak
Sesungguhnya kita belum kenal mereka. .
Kenal bukan berarti tau nama
Apalagi sekedar  tau muka
Kenal itu lebih luas maknanya

Kenal itu berarti mengerti
Mengerti kehidupan mereka sehari-hari
Menyelami setiap jengkal penderitaan yang mereka alami
Ikut merasakan tempaan hidup yang tak berperi
Ikut bersimpati
Ikut berempati
Dan tak lupa ikut untuk berbagi
Itulah makna  “kenal” yang hakiki

Itulah mengapa SOCIAL ACT ada


Maksudnya sungguh sederhana
Hanya ingin memperkenalkan Mereka
Pada Kita
Dengan cara membawa Kita
Pada kehidupan mereka
Makan bersama, tinggal bersama, beraktifitas bersama
Bercanda dan tertawa bersama
Membuat kakus dan memperbaiki sekolah bersama
Menyabit padi, menggembala kerbau, dan memanjat pinang bersama
Semuanya dalam nuansa kebersamaan demi sebuah perkenalan

Kita KENAL
maka Kita CINTA

Saat kita kenal mereka, maka akan tumbuh cinta, cinta yang dikemudian hari menjadi rindu, rindu untuk sering bertemu dan ikut membantu. Dan dengan perkenalan itulah lahir ikatan, ikatan yang tak lekang oleh waktu, karena ikatan itu masuk merasuk ke sanubari, dicerna, dihayati dan mengendap dalam hati.

Kita KENAL
maka Kita CINTA
maka Kita TERINSPIRASI. . .

Sejarah mencatat bahwa banya pertemuan-pertemuan dengan masyarakat pada akhirnya melahirkan secercah inspirasi, keterketukan hati melihat penderitaan masyarakat tidak hanya menyisakan iba dan kasihan, namun juga inspirasi untuk berbuat sesuatu, Bapak Republik ini Soekarno menemukan konsep Marhaenisme (yang saat itu dijadikan ideologi bangsa) saat ia bertemu seorang petani bersama marhaen, Idealisme Soe Hok Gie meraung-raung saat ia melihat pengemis yang memakan kulit mangga, dan yang paling fenomenal adalah perkenalan Muhammad Yunus dengan masyarakat miskin di daerah jobra yang bertetanggaan dengan kampus tempat ia mengajar di Chittagong,Bangladesh. Saat perkenalan itu ia menemukan Sufiya begum seorang ibu muda dengan 3 anak, berpenghasilan hanya 2 sen perhari, dan dalam kondisi terjerat hutang dari tengkulak. Peristiwa ini membuat Yunus, marah sejadi-jadinya pada dirinya sendiri, dan tak bisa tidur malamnya, hingga ia akhirnya mendirikan Grameen Bank sebagai solusi, solusi yang membawa jutaan masyarakat miskin bangkit dari kemiskinan dan membuat ia memenangkan Nobel Perdamaian setelah mengalahkan banyak pemimpin negara, termasuk Pak SBY.
Untuk itu, bukanlah tidak mungkin pula, saati perkenalan mahasiswa dengan masyarakat maka akan timbul inspirasi, inspirasi yang akan membidani lahirnya Yunus-Yunus baru di Indonesia.

Kita KENAL
maka Kita CINTA
maka Kita TERINSPIRASI
maka Kita KONTRIBUSI . . .

Bayangkan saat ada ratusan mahasiswa
Turun kedesa-desa untuk berkenalan dengan rakyatnya
Dan perlahan-lahan timbul rasa cinta
Terutama pada rakyat yang tak berpunya
Maka dimasa depan jadi apapun ia nantinya
Entah akuntan,ceo,manager,hingga mentri
Pastilah tak akan lupa dengan perkenalan ini
Dan dari perkenalan ini muncul inspirasi dan niatan untuk berkontribusi

 Dari perkenalan inilah, harapan kita. . .
Tak akan ada lagi Manajer perusahaan yang merusak lingkungan disekitar lokasi pabriknya, karena ia pernah ikut merasakan sulitnya membersihkan parit dan sungai di desa bersama rakyat
Tak akan ada lagi Akuntan yang memanipulasi laporan pajak perusahaan, karena ia pernah ikut merasakan buruknya infrastruktur di desa akibat tidak mendapat alokasi belanja dari Negara.
Tak akan ada lagi ekonom yang mengeluarkan paket kebijakan yang menyengsarakan, karena dulu ia pernah ikut merasakan penderitaan masyarakat di desa tertinggal.
Dan Tak akan ada lagi pejabat Negara, yang mau mengambil duit rakyatnya, karena dulu ia pernah ditempa bersama rakyat, tinggal seatap, makan seperiuk, dan merasakan realitas hidup mereka yang sebenarnya.

Semuanya bermula

Dari Perkenalan . . .


Dan Rasa Cinta . . .